Bekal 2 INTRA PII : Belajar Meresensi Buku
Kategori : Buku
Jenis : Non Fiksi
Penulis : Salim A. Fillah
Judul : Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim
Pengarang : Salim A. Fillah
Penerbit : Pro-U Media
Cetakan : Pertama, 2006
Ketebalan : 392 hlm
Pemilihan warna untuk cover yang tidak
terlalu banyak warna ditambah lagi dengan huruf timbul sebagai judul buku yang
dicetak dengan warna hijau emas membuatnya bernuansa kalem, elegan dan
istimewa.Apalagi dengan penekanan dengan huruf besar kata “aku seorang muslim”
mengisyaratkan kalau ada suatu kebanggaan kita sebagai seorang muslim.
Sayangnya dengan melihat cover saja pembaca belum bisa menangkap apa maksudnya
dan isi buku atau bisa disebut desain
gambar cover kurang komunikatif.
Salim A fillah seorang penulis muda yang
mampu menyajikan buku-buku yang santai, berisi, dan sama sekali tidak
membosankan. Wawasanya luas bahkan berbagai kisah termasuk novel-novel dapat ia
padukan menjadi penunjang dan pengayaan materi untuk tercapainya sebuah tujuan
yaitu pemahaman pembaca yang sesuai dengan yang diinginkan.Poin ini juga yang
membuat buku yang tebal ini tidak terasa tebal dan membosankan.
Bahasa yang digunakan tidak kaku dan baku,
kadang terselip humor pula melalui celethuk-celethuk yang sebenarnya bukanlah
humor tapi benar-benar materi. Bahasanya blak-blakan bahkan berani memberikan
koreksi terhadap pendapat – pendapat yang selama ini beredar di kalangan
masyarakat tentunya dengan maksud meluruskan pemahaman, bukan untuk
menjatuhkan.
Budaya perilaku jahiliyah yang disebut
sebagai zaman kegelapan, kebodohan dan zaman sebelum masuknya islam yang
notabene telah berlalu,lenyap dan digantikan zaman yang dipenuhi cahaya risalah
ilahi,digantikan zaman yang dipenuhi dengan ilmu dan peradaban sepertinya tidak
100% benar. Istilah zaman jahiliyah memang telah lenyap tetapi sadar dan
kebanyakan dilakukan tanpa sadar warisan-warisan kejahiliyahan itu masih
dilakukan hingga sekarang. Tangan Abu jahal yang dijanjikan dalam Al_qur’an
akan lenyap memang telah lenyap,tapi sisa pemikiran-pemikiran berlogika biadapnya
masih saja dianut oleh manusia-manusia yang katanya sudah hidup dizaman yang
modern dan beradab.
Paragraf diatas adalah sedikit pembukaan
dari bab pertama buku ini.Bagian pertama yang ber sub judul “kain-kain rombeng”
ini mengajak kita untuk merenung dan
menilik lagi kebelakang untuk dijadikan bahan renungan. Dan ternyata pelaku
jahiliah pada zaman dahulu bukan dari kalangan orang-orang bodoh tapi justru
dari kalangan orang-orang pintar bahkan ahli hukum. Lasntas mengapa mereka
disandangi kaum jahiliyah?. Buku ini mengajak kita untuk merenungi diri, menatap
balik pada diri kita,sudahkah kita terlepas dari konsep-konsep jahiliyah dengan
merelevansikanya dengan fenomena-fenomena zaman modern.
Bagian kedua buku ini menjelaskan tentang
bagaimana muslim memandang dan menyikapi perpisahan sebagai pelepasan diri dari
semua bentuk kejahiliyahan, atau sebagai ujian cinta. Juga bagaimana seorang
muslim dalam kebersamaan sebagai persaudaran dan perjuangan. Juga bagaimana
muslim seharusnya benar-benar menjadikan Muhammad sebagai suri tauladan dan
parameter. Karna dalam diri nabi kita ini benat-benar terdapat suri tauladan
yang baik.
Pada bab-bab akhir tulisan lebih ditujukan
untuk para aktivis matang.Dibahas pula tentang hal pernikahan yang dalam
kalangan aktivis dianggap sebagai suatu penghalang bagi seorang aktivis untuk
aktif berdakwah dan berkontribusi. Anggapan aktivis yang seolah setelah menikah
maka hilanglah sebuah lahan amal yang subur bagi dirinya dan juga adapula yang
beranggapan bahwa dengan menjadi aktivis adalah jalan untuk dapat menikah
dengan seorang akhwat. Sebenarnya bagaimana pandangan itu dalam kacamata
muslim? Pembahasan itu terdapat dalam
buku ini.
Pokoknya buku ini membahas seluk beluk
tentang muslim,banyak orang –orang yang mengaku dirinya muslim tetapi tidak
mencerminkan pribadi seorang muslim,menjiwai pengakuan itu bahkan tidak merasa
bangga apalagi memiliki status istimewa tersebut yaitu seorang muslim,dengan
buku ini seorang muslim tidak menyandang nama tanpa memahami dan menjadikanya identitas
seorang muslim, kita dituntun menjadi muslim sejati ditengah krisis identitas,
mencerahkan fikiran kita memandang jauh kedepan dengan pola pikir dan cara
pandang yang baik dan belajar sebanyak-banyaknya dari masa lalu.
Muslim adalah predikat mulia sepanjang
zaman.Muslim adalah predikat yang disandang oleh seseorang yang memenggal
berhala-derhala (Ibrahim), muslim adalah predukat yang disandang manusia
(Ibrahim) yang berani memberontak terhadap si tuhan palsu namrud dan diakhir
zaman muslim adalah sebuah panggilan indah dari pohon dan batu yang
memberitahukan tentang persembunyian orang yahudi,sekali lagi benda-benda itu
hanya akan memanggil muslim.
Bacalah buku ini, insya allah anda akan
bangkit berseribu, seratus,sepuluh maupun sendiri sebagai muslim sejati yang dengan percaya diri tanpa rasa ragu
lantang berkata dengan penuh semangat
“SAKSIKAN BAHWA AKU SEORANG MUSLIM”
Komentar
Posting Komentar